Berternak Merpati – Dalam beternak merpati Apakah itu merpati balap atau merpati tinggian atau bulu merpati pos bahkan merpati hias pastinya ada satu tujuan yang ingin dicapai. Salah satunya yaitu untuk menghasilkan merpati baru dengan kualitas yang diinginkan.
Tetapi setelah beternak beberapa turunan atau anakan mungkin kita tidak menemukan hasil ternakan yang sesuai dengan kriteria kita. Tentu saja hal ini merupakan suatu yang wajar karena pada dasarnya beternak merpati akan dipengaruhi oleh banyak faktor terutama faktor gen atau bawaan dari induk. Jadi anakan yang keluar umumnya tidak akan seragam.
Bahkan dari trah jawara pun tidak selalu mengeluarkan burung burung juara atau berkualitas. Ya karena itu tadi ada faktor gen antara indukan, apakah itu cocok atau tidak. Jika gen itu cocok tentu akan menghasilkan anakan yang mayoritas berkualitas dan jika tidak cocok anakan yang keluar biasanya kurang memenuhi standar (up care/boncos). Atau anakan yang keluar tidak seragam, artinya ada yang bagus ada yang tidak, ada yang terpakai ada yang tidak dengan intensitas yang berbeda.
Saya tidak akan membahas tentang cara pemilihan indukan yang benar pada postingan ini karena sudah saya tulis dan tinggal baca disini : memilih indukan merpati. Nah kali ini bahasan tentang berternak merpati yang berfokus pada metode genetic breeding yaitu metode memperkaya gen indukan agar anakan yang keluar seragam sifatnya dengan indukan bahkan lebih bagus lagi.
Tentu saja hal ini ada pro kontra, ada yang merasa ribet dengan metode ini, “aahh yang penting burung bagus ketemu burung bagus, ribet amat” ada juga yang berhasil dan merasakannya sampai sekarang termasuk saya sendiri. Biarlah karena memang hasilnya berbeda-beda setiap orang, ini pilihan masing-masing, perlu saya ingatkan untuk menghasilkan ternakan yang baik dengan metode ini diperlukan waktu yang lama, saya pribadi butuh waktu 3-5 tahun dan itu baru menghasilkan 1 indukan betina yang “super” menurut saya. Tapi saya akan beri trik untuk mempercepatnya di akhir tulusan insya allah.
Daftar Isi
Beternak Merpati
*Pada kasus kali ini saya terapkan untuk merpati balap dan tinggi
Karena salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi hasil ternakan merpati kita adalah gen atau sifat bawaan maka tujuan dari genetic breeding ini adalah untuk memupuk atau mengumpulkan sifat-sifat indukan yang berkualitas yang diharapkan bisa menurun pada anak-anaknya. Praktisnya yaitu agar karakter/gen indukan menjadi kental, jadi saat bercampur dengan gen indukan lain hasilnya akan serupa, bahkan akan lebih baik jika bertemu gen/karakter yang cocok.
Tahapannya yaitu mengawinkan burung dengan cara
Cross Breed 1 -> Inbreed -> Line Breed -> Cross Breed 2
**Urutannya bisa diubah sesuai dengan keinginan dan setingan masing-masing.
Cross breed
Crossbreed atau perkawinan silang yaitu perkawinan antara merpati yang tidak memiliki hubungan darah atom hubungan darahnya sangat jauh. Tahapan ini merupakan tahapan awal yang menentukan kualitas indukan kita kelak, karena pada tahapan crossbreed burung yang dipilih lebih baik adalah burung yang sudah teruji kualitasnya baik itu dari katuragan maupun saat di lapangan, agar nantinya waktu yang kita habiskan tidak sia-sia. Saya inisialkan misal burung A (jantan) dan B (betina 1) dan adik B dengan inisial Bb (betina 2).
Ambillah beberapa pasang kenakan anakan dari hasil perkawinan Cross Breed pilih yang menurut anda karakter dan kualitasnya paling baik, saya misalkan mengambil anakan pertama, saya inisialkan dengan AB1 (jantan). Anakan hasil crossbreed biasanya sudah bisa dimainkan dan memang crossbreed ini adalah cara paling singkat untuk menghasilkan merpati yang berkualitas tetapi hasil akanakannya cenderung tidak seragam.
Inbreed
Inbred atau perkawinan sedarah yaitu perkawinan antara merpati yang memiliki hubungan darah sangat dekat seperti ibu dengan anak anak dengan bapak atau anak dengan anak. Tahap kedua ini yaitu tahap mengawinkan antara anakan A+B1 (jantan) dengan indukan B (betina).
Pada tahap inbreed ini biasanya burung tidak memiliki daya tahan tubuh atau vitalitas yang baik, rata-rata burung rawan sakit kurang bertenaga jika dimainkan dan bahkan bisa jadi menghasilkan anakan yang cacat. Saya misalkan mengambil anakan pertama atau saya inisialkan A+B+B1.
Line breed
Line breed adalah mengawinkan merpati yang memiliki hubungan darah tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Seperti kakek dengan cucu, paman dengan ponakan, ponakan dengan bibi. Pada tahap ini ABB1 kita kawinkan dengan bibinya, misal saya ambil jalur yang dari indukan betina karena saat inbreed saya ambil dari jalur betina, misal adiknya merpati B (induk betina) yaitu merpati Bb.
Lalu saya ambil anakan misal ABB1+Bb1 (jantan). Merpati hasil dari line breed ini sudah bisa dipakai untuk indukan dengan gen yang kuat tentunya dari jalur betina B (trah B).
Cross breed 2
Setelah didapatkan anakan hasil line breed diatas kita bisa langsung meng Cross dengan burung betina yang tidak sedarah. Akan lebih baik lagi jika betina yang akan di cross dengan jantan ABB1Bb1 ini juga merupakan hasil inbreed + linebreed.
Silahkan di perhatikan hasil anakannya, apakah sesuai harapan atau tidak, cari letak kesalahannya dimana dan coba ganti jalurnya. Berikut ini bagan untuk mempermudah contoh diatas.
*bagan diatas hanya contoh, silahkan di praktekkan dengan setingan masing-masing.
Beternak merpati bukanlah hitungan pasti, ini adalah salah satu usaha saja agar hasil anakan lebih mudah diprediksi dan diharapkan menghailkan merpati yang berkualitas.
Tips untuk mempersingkat waktu dari genetik breeding yaitu kita beli burung yang sudah melewati masa in breed atau line breed dan karakternya cocok dengan yang kita inginkan, nah bisa menghemat kan waktunya hehehe. Teori ini bersumber dari Steven van Breemen, selamat mancoba.
Untuk calon indukan AB1B1Bb1 , nanti nya karakter yg dihasilkan akan dominan seperti karakter A atau B atau bagaimana ?
Mohon minta penjelasannya buat nanti belajar di praktekan hehe, makasih
Biasanya lebih besar ngikut ke ibunya, tapi ga pasti juga hehe, lebih enak dipraktekkan